PROPOSAL
PENGEMBANGAN
FORMULA MAKANAN
TERANG
BULAN MINI ASIN
UNTUK
PMT ANAK SEKOLAH
DISUSUN
OLEH :
1. D.
Yumna Khoerunnisa (P1337431216005)
2. Alvira Dwi C. (P1337431216017)
3. Dina
Rahmawati (P1337431216027)
4. Sakhowatin
Nufus (P1337431216036)
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
DIV
GIZI REGULER A
2018/2019
Sekretariat : JL. Wolter Monginsidi No. 115
Pedurungan Tengah, Pedurungan, Semarang
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Usia sekolah dasar adalah usia dengan masa pertumbuhan yang cepat dan kegiatan fisik yang aktif.
Asupan gizi anak perlu diperhatikan dengan baik, karena asupan makanan
merupakan salah satu faktor langsung terhadap status gizi selain infeksi
penyakit. Sumber daya manusia di masa depan dapat hancur jika generasi penerus
tidak terpenuhi asupan gizinya. Data Riskesdas 2013 menganalisis status gizi
anak usia sekolah berdasarkan indeks IMT menurut Umur. Prevalensi kurus
sebanyak 11,2 persen dan prevalensi anak usia 5-12 tahun gemuk sebanyak 18,8
persen. Prevalensi kurus pada anak usia 5-12 tahun di 16 propinsi di atas angka
nasional.
Pemberian
Makanan Tambahan merupakan salah satu komponen penting Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga (UPGK).PMT sebagai sarana pemulihan gizi dalam arti kuratif,
rehabilitatif dan sebagai sarana untuk penyuluhan merupakan salah satu bentuk
kegiatan pemberian gizi berupa makanan dari luar keluarga dalam rangka program
UPGK. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) ialah kegiatan pemberian
makanan kepada peserta didik sekolah dasar dalam bentuk kudapan yang aman dan
bergizi, dengan memperhatikan Aspek mutu dan keamanan pangan (BPMPDKP, 2012).
Sasaran kegiatan PMT-AS yaitu seluruh siswa SD dan TK berdasarkan hasil
screening yang dilaporkan oleh Puskesmas (Dinkes, 2012).
Rata-rata
nasional Konsumsi Protein (gram) Anak Usia Sekolah menurut Wilayah konsumsi
protein anak usia sekolah (6-12tahun) sebesar 42,3 ± 21,7 gram perhari
dengan rata-rata konsumsiprotein terendah yaitu 1,8 gram dan yang terbesar yaitu
275,1 gram. Dapat dilihat dari wilayah Maluki paling rendah untuk konsumsi
protein dengan jumlah asupan sebesar 32,8 ±
17,2 per hari dibandingkan wilayah lain (Salimar, 2016).
B.
Pemilihan Produk
Terang bulan merupakan jenis kue yang sangat
digemari oleh masyarakat mulai anak-anak hingga orang dewasa. Dengan ukuran
yang lebih mini akan membuat terang bulan mini ini mudah dibawa kemana-mana dan
cocok untuk dijadikan bekal anak sekolah karena ukurannya yang cocok dengan
anak sekolah. Untuk cita rasa sendiri, terang bulan mini ini identik dengan
rasa manis dan gurih. Namun dengan adanya PMT ini terang bulan mini akan
disulap menjadi jenis kue yang asin meski masih terdapat rasa manis didalam
adoanannya.
Kami memadu-padankan kue terang bulan mini ini
dengan toping asin dengan mengikuti prinsip yang sudah dibentuk untuk PMT-AS.
Anak sekolah juga cenderung menyukai makanan dari lauk hewani seperti sosis,
ayam, tuna, abon, dll. Oleh karena itu, kami membuat inovasi baru dengan adanya
terang bulan asin mini dengan toping tuna, abon, dan jamur.
C.
Pemilihan Bahan
Tepung terigu
merupakan hasil penggilingan dari gandum. Pangan berbasis terigu terus
meningkat di Indonesia, sehingga tak sedikit pedagang terigu yang beredar.
Anak-anak juga cenderung sangat menyukai jajanan yang berbahan dasar terigu,
untuk memaksimalkan penerimaan makanan sebagai sumber zat gizi dibuatlah terang
bulan mini ini dengan berbahan dasar terigu. Tepung
terigu mempunyai jenis protein yang berbeda dan disesuaikan dengan kegunaannya
tersendiri yaitu tepung terigu tinggi, sedang, rendah. Tepung terigu yang
digunakan untuk membuat terang bulan asin mini ini yaitu protein sedang dengan
kandungan protein 10-12%. Tepung terigu protein sedang ini juga disebut dengan all-purpose flour atau tepung
serba guna yang sangat fleksibel untuk digunakan menjadi bahan dasar jajanan. Tepung terigu berprotein sedang akan
menghasilkan tekstur makanan yang lembut dan agak mengembang sehingga cocok
diolah menjadi cake, pancake, hingga martabak. Dalam tepung terigu juga
mengandung zat besi, vitamin B, kalsium yang dihasilkan dari fortifikasi.
D.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara pembuatan
terang bulan asin mini ?
2.
Berapa nilai gizi dari
terang bulan asin mini per porsi ?
E.
Tujuan
1. Mengetahui
proses pembuatan terang bulan asin mini
2. Mengetahui
nilai gizi terang
bulan asin mini
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A.
Anak Sekolah
Anak sekolah adalah anak yang berada pada usia
sekolah yaitu antara 6-12 tahun. Pada usia ini anak yang sehat akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar
pertumbuhan fisik anak pada umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan
seusianya (Adriani, 2012).
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai
masa intelektual. Pada tahap perkembangan usia anak sekolah dasar 6-12 tahun.
Pada masa anak ini secara relatif lebih mudah dididik dari pada masa sebelum
dan sesudahnya (Yusuf, 2008). Anak sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun
(middle childhood). Kesehatan bagi anak sekolah tidak terlepas dari pengertian
kesehatan pada umumnya. Kesehatan disini meliputi kesehatan badan, rohani dan
sosial, bukan hanya sekedar bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan (UU No.9
Tahun 1980 tentang pokok-pokok kesehatan). Anak pada usia ini telah memilih
fisik yang lebih kuat sehingga kebutuhan untuk melakukan aktivitas tampak
menonjol. Penampilannya dan pertumbuhan menjadi mantap pada diri anak tersebut
(Adriani, 2012). Kelompok anak usia sekolah merupakan kelompok rentan gizi,
kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila masyarakat
terkena kekurangan penyediaan bahan makanan. Pada umumnya kelompok ini
berhubungan dengan proses pertumbuhan yang relatif pesat, yang memerlukan
zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar (Sediaoetama, 2004).
B.
PMT-AS
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan salah satu komponen penting dalam Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). PMT sebagai sarana pemulihan gizi berupa makanan dari luar keluarga dalam rangka program UPGK.
Anak sekolah merupakan sasaran strategi dalam perbaikan gizi masyarakat. PMT-AS (Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah) merupakan kegiatan yang dilakukan di sekolah dan harus mendapat dukungan penuh dari lintas sector.
Dasar hokum dari PMT-AS INPRES No. 1 Tahun 1997 tentang Program
Makanan Tambahan Anak Sekolah. Pemantapan pelaksanaan PMT-AS dilakukan pada tahun 2010 yaitu dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan makanan yang berupa kudapan dari bahan pangan local melalui pemberdayaan masyarakat (Kemendagri, 2010).
Tujuan dilaksanakannya program PMT-AS adalah meningkatkan ketahanan fisik anak sekolah melalui perbaikan keadaan gizi dan kesehatan sehingga dapat mendorong minat dan kemampuan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi.
C. Martabak mini
Di Indonesia terdapat dua jenis martabak yaitu martabak manis
danmartabak telur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia martabak manis adalah
makanan terbuat dari adonan terigu, telur, gula, yang ditaburi bubuk kacang
tanah dan cokelat, kemudian dipanggang dan dilipat. Sedangkan definisimartabak telur adalah makanan
terbuat dari adonan tepung terigu (untuk lapisan luar) dan adonan telur, daging
giling (cincang), dan rempah (untuk bagian isi) yg kemudian digoreng.Namun
sekarang telah hadir versi baru dari martabak yaitu martabak mini. Martabak
tersebut berbahan dasar sama dengan martabak manis hanya saja dalam
pencetakannya menggunakan cetakan dengan ukuran lebih kecil. Martabak mini
merupakan salah satu makanan yang sudah mulai dikenal banyak orang. Porsinya
yang kecil dan banyaknya variasi toping membuat orang- orang lebih tertarik.
D. Bahan pembuat martabak mini
1.
Tepung terigu
Tepung
yang digunakan untuk pembuatan Cookies
adalah tepung terigu, dimana tepung tersebut dihasilkan dari tanaman gandum.
Tanaman ini berasal dari famili Graminae atau
rumput – rumputan dari genus Tricium.
Ditinjau
dari kandungan proteinnya gandung terbagi
menjadi dua macam, yaitu hard wheat (gandum keras) dan soft wheat
(gandum lunak).
a)
Hard wheat (kadar protein 11%
- 13%)
Hard
spring (gandum musim panas), hard winter (gandum musim dingin), dan durum
termasuk dalam jenis hard wheat.Gandum hard spring dan gandum hard winter
adalah jenis gandum yang sangat cocok untuk pembuatan roti. Gandum ini mudah
digiling dan mengandung protein bemutu tinggi. Tepung ini dapat dibuat adonan
yang kuat, kenyal, dan memiliki daya kembang yang baik.
Gandum
durum teutama dihasilkan dalam dua jenis, ialah Amber Durum (berwarna kuning
yang umumnya digunakan dalam pembuatan bahan- bahan makanan seperti macaroni,
spaghetti, mi, dan sebagainya) dan Red Durum (berwarna merah) yang tidak begitu
berguna untuk digiling terutama digunakan sebagai bahan makanan ternak.
b) Soft
Wheat (kadar protein 8% - 9%)
Soft red
wheat (gandum merah) dan soft white wheat (gandum putih) termasuk dalam jenis
soft wheat.Gandum ini terutama menghasilkan tepung untuk pembuatan cake,
pastel, biscuit, atau kue kering dan sebagainya. Gandum ini sebagian besar
digolongkan sebagai gandum yang mengandung protein rendah dan menghasilkan
tepung dengan daya serat air yang rendah, sulit diaduk dan diragikan.Tepung
terigu selain sumber energy juga mengandung karbohidrat dan protein. Kandungan
gizi lain yang terkandung dalam tiap – tiap 100 gram tepung terigu adalah:
Tabel 1.
Kandungan gizi tepung terigu dalam 100 gram bahan
KomposisiZatGizi
|
Jumlahdalam 100 gram
|
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Kalsium
Fosfor
Besi
Air
|
333 kal
9 g
1 g
77.2 g
0.3 g
22 mg
150 mg
1.3 mg
11.8 g
|
Sumber: Tabel Komposisi Pangan
Indonesia (2017) (4)
Syarat
mutu tepung terigu sebagai bahan makanan dapat dilihat pada tabel 2:
Tabel 2. Syarat mutu tepung terigu
Jenis
uji
|
Satuan
|
Persyaratan
|
Keadaan:
a. Bentuk
b.
Bau
c.
Warna
|
-
-
-
|
serbuk
normal
(bebas dari bau asing) putih, khas terigu
|
Benda asing
|
-
|
tidak ada
|
Serangga dalam semua bentuk stadia danpotongan-
potongannya
yang tampak
|
-
|
tidak ada
|
Kehalusan,
lolos ayakan 212
µm (mesh No.
70) (b/b)
|
%
|
min 95
|
Kadar Air
(b/b)
|
%
|
maks. 14,5
|
Kadar
Abu (b/b)
|
%
|
maks.
0,70
|
Kadar
Protein (b/b)
|
%
|
min.
7,0
|
Keasaman
|
mg KOH/ 100 g
|
maks
50
|
Falling
number (atas
dasar kadar air 14 %)
|
detik
|
min. 300
|
Besi (Fe)
|
mg/kg
|
min. 50
|
Seng
(Zn)
|
mg/kg
|
min.
30
|
Vitamin
B1 (tiamin)
|
mg/kg
|
min.
2,5
|
Vitamin B2
(riboflavin)
|
mg/kg
|
min. 4
|
Asam
folat
|
mg/kg
|
min. 2
|
Cemaran logam:
a.
Timbal(Pb)
b. Raksa(Hg)
c.
Kadmium (Cd)
|
mg/kg
mg/kg mg/kg
|
maks.
1,0
maks.
0,05
maks. 0,1
|
Cemaran
Arsen
|
mg/kg
|
maks.
0,50
|
Cemaran
mikroba:
a. Angka
lempengtotal
b. E.coli
c. Kapang
d. Bacilluscereus
|
koloni/g
APM/g koloni/g koloni/g
|
maks.
1 x 106
maks.
10
maks.
1 x104
maks.
1 x104
|
2.
Margarin
Pada
pembuatan kue kering, lemak yang digunakan yaitu margarin. Margarin merupakan
lemak yang bersal dari tumbuh-tumbuhan atau nabati dengan ciri-ciri berwarna
kuning, tekstur lembek dan aroma khas margarin.
Menurut
United State Wheat Associationlemak berfungsi membangkitkan rasa lexzat, memberi
nilai gizi, mengempukkan adonan dan
membentuk susunan fisik pada kue kering
3.
Ragi instan
Ragi instan
adalah salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam proses pembuatan
berbagai macam kue.Ragi instan memiliki kandungan air sangat sedikit sehingga
bisa dikatakan cenderung kering. Ragi instan yang tersebar di pasaran memiliki
banyak tipe dari bermacam merk. Namun, keseluruhan ragi ini memiliki aroma roti
yang sangat khas. Ragi instan merupakan salah satu contoh hasil
fermentasi.Kegunaan utama dari ragi instan ini adalah membuat adonan
mengembang. Hal ini yang paling penting dari proses pembuatan kue atau roti.
4.
Gula pasir
Gula
yang digunakan dalam pembuatan martabak mini yaitu gula pasir. Secara umum
fungsi dari gula yaitu memberi rasa manis, membuat susunan dan butirnya lebih
halus dan lembut, menjadikan warna lebih tajam serta mengawetkan adonan
5.
Telur ayam
Telur
merupakan salah satu hasil peternakan dan produk yang dihasilkan oleh unggas.
Telur yang digunakan dalam pembuatan kue kering adalh telur ayam ras dengan
kondisi tidak rusak dan masih baru. Telur ayam ras memiliki nilai gizi yang
tinggi, mudah didapat, harganya terjangkau, dan sudah dikenal masyarakat.
Fungsi dari telur yaitu mengikat bahan-bahan lain dalam adonan, membantu
mengembangkan susunan kue kering dan memberi rasa lezat.
6.
Vanili
Vanili (Vanilla
planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya
yang berbentuk polong. Tanaman vanili dikenal
pertama kali oleh orang-orang Indian di Meksiko, negara asal tanaman tersebut.
7.
Sosis
Daging
cincang yang dibumbui dikemas dalam selaput sehingga berbentuk silinder
panjang. Sosis umumnya
terbuat dari daging (daging sapi, ayam, domba, ikan atau babi) yang telah
dicincang kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan ke dalam
pembungkus/casing yang berbentuk bulat panjang yang berupa usus hewan atau
pembungkus buatan, dengan atau tanpa dimasak maupun diasapkan.
8.
Abon
Abon adalah
makanan yang yang terbuat dari serat daging hewan. Penampilannya biasanya
berwarna cokelat terang hingga kehitam-hitaman dikarenakan dibumbui kecap.Abon tampak seperti serat-serat
kapas, karena didominasi oleh serat-serat otot yang mengering yang
disuwir-suwir.
9.
Ikan tuna
Ikan tuna adalah ikan yang hidup di laut. Ikan tuna merupakan salah satu komoditi pangan
terbesar dan termahal di dunia. Ikan tuna mudah ditemui di negara-negara Asia
maupun Eropa. Ikan tuna memiliki bentuk panjang, dengan kepala segitiga,
berkulit abu-abu keperakan, dan bersirip.
E. Parameter
Parameter
pada pembuatan martabak manis meliputi :
1.
Tingkat pegembangan
Pengembangan roti dapat diukur menggunakan selisih tinggi
akhir saat telah menjadi bongkahan roti dan tinggi awal saat masih menjadi adonan
dibagi dengan tinggi saat menjadi adonan
Tingkat
pengembangan = Tinggi akhir- tinggi awal x 100%
tinggi awal
2.
Aroma
Peran aroma suatu produk
sangat penting karena akan mentukan daya terima konsumen terhadap produk
tersebut. Aroma juga menentukan kelezatan suatu produk pangan, serta cita rasa
yang terdiri dari tiga komponen rangsangan mulut (Winarno, 2004).
3.
Rasa
Rasa merupakan tingkatan kesukaan dari produk dan merupakan
tanggapan
terhadap rangsangan yang berasal dari senyawa kimia dalam bahan pangan yang
memberi kesan manis, pahit, asam dan asin.
4.
Tekstur
Tekstur
adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat dirasakan melalui sentuhan
kulit ataupun pencicipan. Tekstur merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi penilaian seseorangterhadap produk pangan.
BAB III
FORMULASI
FORMULASI
A. Alat
dan Bahan
Alat
1.
Baskom
2.
Cetakan
martabak
3.
Sendok
sup
4.
Gelas
ukur
5.
Sendok
Bahan Adonan
1.
Tepung
terigu 250 g
2.
Mentega
50 g
3.
Fermipan
½ sdm
4.
Gula
pasir 50 gram
5.
Telur
ayam 1 butir
6.
Air
350 ml
7.
Vanilli
½ bks
Bahan Toping
Toping 1
1.
Sosis
150 gram
2.
Saus
3 bungkus
3.
Bawang
bombay ½ buah
4.
Minyak
2,5 gram
5.
Gula
secukupnya
6.
Garam
secukupnya
7.
Merica
secukupnya
Toping 2
1.
Bawang
putih 2 siung
2.
Bawang
merah 1 siung
3.
Ikan
tuna dalam kaleng 80 gram
4.
Cabe
merah 5 buah
5.
Saus
1 bungkus
6.
Tepung
maezena secukupnya
7.
Minyak
2,5 gram
8.
Gula
secukupnya
9.
Garam
secukupnya
10. Merica secukupnya
Toping 3
1.
Jamur
100 gram
2.
Jagung
50 gram
3.
Minyak
2,5 gram
4.
Bawang
putih 2 siung
5.
Bawang
bombay 1/3 buah
6.
Pasta
tomat/ saus tomat 4 sdm
7.
Saus
sambal 3 sdm
8.
Gula
secukupnya
9.
Garam
secukupnya
10. Merica secukupnya
11. Basil secukupnya
Toping 4
1.
Abon
sapi75 gram
B. Metode
Membuat adonan
1.
Campur
tepung terigu, fermipan, telur, gula pasir dan vanilli, lalu tambahkan air dan
aduk hingga merata
2.
Masukkan
mentega aduk rata hingga kalis
3.
Diamkan
adoan selama 30 menit
4.
Masukkan
adonan ke dalam cetakan yang diatas kompor tunggu 1 menit
5.
Tekan
bagian adonan dengan sendok sup sehingga membentuk renda
6.
Tunggu
adonan hingga ½ matang
7.
Tutup
cetakan dan tunggu hingga warna kecoklatan, angkat kemudian taruh martabak diatas nampan dan
beri toping, lalu disajikan
Membuat toping
Toping 1
1.
Cincang
bawang bombay
2.
Kemudian
bawang bombay di tumis hingga harum
3.
masukkan
saus
4.
kemudian
masukkan sosis
5.
aduk
rata hingga matang
6. Bumbui dengan gula, garam, dan merica secukupnya
7.
Kemudian
sajikan diatas martabak menjadi 5 porsi
Toping 2
1.
cincang
bawang merah dan bawang putih
2.
Tumis
bawang merah dan bawang putih hingga harum
3.
Kemudian
masukkan cabe merahyang sudah di potong-potong ke dalam tumisan
4.
masukkan
saus
5.
kemudian
masukkan tuna
6. Bumbui dengan gula, garam, dan merica secukupnya
7.
aduk
rata hingga matang
8.
Kemudian
sajikan diatas martabak menjadi 5 porsi
Toping 3
1.
tumis
bawang putih dan bawang bombay yang sudah di cincang hingga harum
2.
Masukan
pasta tomat dan saus sambal
3.
Masukan
jagung pipil dan jamur
4.
Bumbui
dengan gula, garam, basil dan merica secukupnya
5.
Aduk
merata hingga matang (meletup-letup)
6.
Kemudian
sajikan diatas martabak menjadi 5 porsi
Toping 4
1.
Sajikan
abon sapi diatas martabak menjadi 5 porsi
A. Kandungan
Gizi
Bahan
makanan
|
Berat
|
Energi
(Kkal)
|
Protein
(gram)
|
Lemak
(gram)
|
Karbohidrat
(gram)
|
Adonan
|
|||||
Tepung
terigu
|
250
g
|
912,5
|
22,25
|
3,25
|
193,25
|
Mentega
|
50
g
|
360
|
0,3
|
40,5
|
0,2
|
Gula
|
50
g
|
182
|
0
|
0
|
47
|
Telur
|
55
g
|
89,1
|
7,04
|
6,325
|
0,385
|
Subtotal
|
1543,6
|
29,59
|
50,075
|
240,8
|
|
Dibagi 20 pcs
|
77,18
|
1,47
|
2,5
|
12,04
|
|
Toping 1
|
|||||
Sosis
|
85
g
|
361,6
|
11,6
|
33,84
|
1,84
|
Minyak
|
2,5
g
|
21,75
|
0,025
|
2,45
|
0
|
Sub total
|
383,3
|
11,625
|
36,29
|
1,84
|
|
Dibagi 5
|
76,67
|
2,32
|
7,25
|
0,36
|
|
Toping 2
|
|||||
Tuna
|
80
g
|
90,4
|
13,6
|
3,6
|
0
|
Minyak
|
2,5
g
|
21,75
|
0,025
|
2,45
|
0
|
Sub total
|
112,15
|
13,62
|
6,05
|
0
|
|
Dibagi 5
|
22,43
|
2,72
|
1,21
|
0
|
|
Toping 3
|
|||||
Jamur
Kancing
|
100
g
|
28
|
2,2
|
0,5
|
5
|
Jagung
|
50
g
|
64,5
|
2,05
|
0,65
|
15,15
|
Minyak
|
2,5
g
|
21,75
|
0,025
|
2,45
|
0
|
Sub total
|
114,25
|
4,275
|
3,6
|
20,15
|
|
Dibagi 5
|
22,85
|
0,85
|
0,72
|
4,03
|
|
Toping 4
|
|||||
Abon
sapi
|
75
g
|
268,5
|
10,95
|
12,07
|
36,45
|
Dibagi 5
|
53,7
|
2,19
|
2,4
|
7,29
|
-
Pada
martabak mini dengan toping sosis asam manis didapatkan energi sebesar 153,85
kkal dan protein 3,79 gram
-
Pada
martabak mini dengan toping tuna saus pedas didapatkan energi sebesar 100 kkal
dam protein 4,19 gram
-
Pada
martabak mini dengan toping jamur saus bolognaise didapatkan energi sebesar
100,03 kkal dan protein 2,32 gram
-
Pada
martabak mini dengan toping abon sapi didapatkan energi sebesar 131,5 kkal dam
protein 3,66 gram
Daftar Pustaka
1.
Salimar, dkk. Besaran Defisit Energi Dan Protein Pada Anak Usia Sekolah [6-12 Tahun]
Untuk Perencanaan Program Gizi (Pmtas) Di Delapan Wilayah Indonesia [Laporan
Analisis Lanjut Tahun 2014]. Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
2016.
2.
Endah Dwi Noviyani, Raisita. Efek
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (Pmt-As) Terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Di Sd Negeri Banyuanyar Iii Kota Surakarta Tahun 2012. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. 2013.
3.
Endah Rohima, Ira. Kajian Program Makanan Tambahan
Untuk Anak Sekolah (Pmt-As) Di Bandung. Fakultas Teknik Universitas Pasundan.
Bandung. Vol 18. No 1; 17-26. 2016.
4.
2017. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
(PMT-AS). Puskesmas Srandakan. https://puskesmas.bantulkab.go.id/srandakan/2017/11/22/pemberian-makanan-tambahan-anak-sekolah-pmt/. Bantul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar